Halo teman Mocil!
Kalau kamu saat ini memiliki atau sedang berencana untuk memiliki mobil diesel, pasti pernah mendengar “aturan tidak tertulis” soal perawatan mobil diesel. Mulai dari wajib dipanaskan lama, tidak cocok untuk perjalanan pendek, hingga harus sering ganti oli. Tapi… apakah semuanya benar? Atau hanya mitos yang sudah turun-temurun dipercaya?
Dalam artikel ini, kita akan membedakan mana yang mitos dan mana yang fakta soal perawatan mobil diesel. Yuk, simak sampai tuntas!
Banyak orang masih memanaskan mobil diesel 10–15 menit sebelum digunakan, apalagi di pagi hari. Tapi faktanya, mobil diesel modern tidak perlu dipanaskan lama. Cukup 1–2 menit saja untuk menstabilkan oli dan tekanan mesin, setelah itu mobil bisa langsung dijalankan secara perlahan.
Teknologi mesin diesel kini sudah menggunakan sistem common rail, glow plug elektronik, dan ECU yang membantu mesin bekerja optimal sejak awal. Memanaskan terlalu lama justru membuat konsumsi bahan bakar boros dan karbon menumpuk di ruang bakar.
Ini tergantung pada jenis mobil diesel dan seberapa sering kamu menjalankan jarak pendek. Mobil diesel tetap bisa digunakan untuk kebutuhan harian, asal tidak terlalu sering hanya menempuh jarak 2–3 km tanpa memberi waktu mesin mencapai suhu kerja optimal.
Masalah akan muncul jika:
Solusinya, teman Mocil bisa kombinasikan dengan perjalanan agak jauh seminggu sekali (minimal 20–30 km nonstop), agar semua sistem bekerja optimal.
Baca juga: Rahasia di Balik Efisiensi Bahan Bakar Mobil Diesel
Tidak seperti mobil bensin, mobil diesel sangat tergantung pada kualitas bahan bakar. Bahkan partikel kotoran kecil dalam solar bisa menyumbat filter dan merusak injektor.
Filter solar sebaiknya diganti setiap 10.000–20.000 km, atau lebih sering jika kamu mengisi BBM dari SPBU yang kurang terpercaya. Jika filter solar kotor, gejalanya bisa berupa:
Merawat filter solar bukan sekadar formalitas, tapi bagian dari perlindungan jangka panjang sistem bahan bakar diesel.
Banyak yang bilang mobil diesel harus lebih sering ganti oli dibanding mobil bensin. Tapi ini tidak sepenuhnya benar. Interval ganti oli sangat tergantung pada:
Kalau kamu menggunakan oli full synthetic dan solar berkualitas, ganti oli bisa dilakukan tiap 10.000 km, sesuai rekomendasi pabrikan. Tapi jika sering dipakai di medan berat atau bahan bakar kurang bersih, sebaiknya lebih cepat (misalnya 5.000–7.500 km).
Ini adalah salah satu kesalahpahaman yang paling sering ditemukan. Mobil diesel lama seperti Isuzu Panther atau Kijang Diesel memang toleran terhadap solar subsidi. Tapi mobil diesel modern dengan sistem common rail tidak dirancang untuk solar berkualitas rendah.
Efek dari penggunaan solar subsidi pada mobil common rail:
Sebaiknya gunakan Dexlite, Pertamina Dex, atau solar sejenis yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Secara teknis, mesin diesel justru lebih tahan lama dibanding mesin bensin. Ini karena:
Mesin diesel bisa bertahan ratusan ribu kilometer asal dirawat secara konsisten. Banyak kendaraan komersial dan truk menggunakan diesel karena efisiensi dan daya tahan ini. Yang membuatnya cepat rusak justru kesalahan perawatan, seperti telat ganti filter solar, tidak servis injektor, atau menggunakan BBM sembarangan.
Baca juga: 5 Pilihan Mobil Diesel Irit Bahan Bakar Dari Mocil.id
Teman Mocil, dari pembahasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa banyak “nasihat lama” soal mobil diesel yang sudah tidak relevan. Teknologi mesin terus berkembang, dan cara perawatan pun harus mengikuti perubahan tersebut.
Poin penting yang bisa kamu ingat:
Dengan merawat mobil diesel berdasarkan data teknis dan logika kerja mesin, bukan hanya usia pakainya yang lebih panjang, tapi juga bisa menjaga performa dan konsumsi bahan bakar tetap efisien.
Bagi teman Mocil yang sedang mencari mobil Diesel bekas, segera kunjungi wesbite Mocil.id dan dapatkan voucher hingga 450RB, garansi transmisi, mesin, AC selama 1 tahun, serta banyak promo menarik lainnya. Yuk, cek sekarang!