Teman Mocil, dalam dunia mobil bekas, ada dua kubu yang sering jadi bahan perdebatan: tim diesel dan tim bensin. Keduanya punya penggemar tersendiri yang masing-masing memiliki alasan kuat. Di satu sisi, mesin diesel terkenal irit dan bandel. Di sisi lain, mesin bensin punya kenyamanan dan perawatan yang lebih simpel. Tapi kalau kamu sedang cari mobil bekas untuk dipakai harian atau mudik ke luar kota, penting banget buat tahu perbedaan mendasar dari dua jenis mesin ini.
Daripada menebak-nebak atau ikut kata orang, lebih baik kita bahas mana yang lebih irit? Mana yang lebih kuat? Semua jawabannya akan diulas tuntas di artikel ini.

Secara garis besar, mesin diesel cenderung lebih irit bahan bakar dibandingkan mesin bensin. Hal ini disebabkan oleh sistem pembakarannya yang menggunakan rasio kompresi lebih tinggi, sehingga pemanfaatan energinya lebih optimal.
Contohnya bisa dilihat pada Toyota Innova Diesel generasi Reborn. Dalam kondisi luar kota, konsumsi BBM-nya bisa tembus 16–17 km/liter. Bandingkan dengan versi bensin yang rata-rata hanya 10–12 km/liter (*bergantung pada kondisi jalan & cara mengemudi). Selisihnya cukup jauh, apalagi kalau mobil sering dipakai perjalanan jauh atau antar kota.
Namun, efisiensi bahan bakar pada mesin diesel tetap sangat bergantung pada kondisi mesinnya. Kalau beli mobil bekas diesel yang kurang terawat, efisiensinya bisa jauh menurun. Bahkan, jika injektor atau filter solarnya kotor, konsumsi bahan bakarnya bisa jadi lebih boros dibanding mesin bensin.
Baca juga: Unit Favorit Jual Beli Mobil Bekas Bogor
Dari segi ketahanan, mesin diesel biasanya lebih tangguh karena dibuat untuk menghasilkan torsi besar pada putaran mesin rendah. Ini alasan kenapa truk, pick-up, dan mobil komersial rata-rata pakai mesin diesel. Komponennya dibuat lebih kokoh, dan umurnya bisa panjang kalau dirawat dengan benar.
Beberapa contoh mobil diesel yang terkenal bandel di pasar bekas antara lain Mitsubishi Pajero Sport, Toyota Fortuner, dan Isuzu Panther. Bahkan, Panther lawas sekalipun masih banyak berkeliaran sebagai mobil keluarga maupun kendaraan niaga.
Meskipun, bensin lebih halus dan bobotnya lebih ringan, namun umumnya kurang sekuat mesin diesel jika digunakan dalam jangka panjang atau di medan berat. Tapi kalau hanya untuk penggunaan harian dalam kota, mesin bensin tetap cukup mumpuni.
Kalau bicara soal biaya perawatan, mobil bensin biasanya lebih murah dan lebih mudah ditangani oleh bengkel umum. Komponen seperti busi, filter udara, dan oli mesin biasanya memiliki harga yang lebih terjangkau. Teknologinya juga lebih sederhana, sehingga banyak montir yang bisa menangani tanpa alat khusus.
Sebaliknya, mobil diesel, terutama keluaran terbaru, butuh perawatan ekstra. Filter solar harus rutin dibersihkan atau diganti. Belum lagi risiko water hammer atau kerusakan injektor akibat solar kotor.
Kalau kamu pilih diesel bekas, pastikan riwayat servisnya jelas dan tidak pernah telat ganti filter. Kalau tidak, siap-siap keluar biaya cukup besar untuk perbaikan injektor atau sistem common-rail-nya.
Salah satu hal yang kadang dilupakan saat beli mobil diesel adalah jenis solar yang dibutuhkan. Mobil diesel keluaran baru seperti Fortuner GR atau Pajero Dakar biasanya butuh solar berkualitas tinggi seperti Dexlite atau Pertamina Dex. Kalau salah isi, efeknya bisa ke performa mesin dan bahkan kerusakan injektor.
Sementara itu, mobil bensin lebih fleksibel. Sebagian besar SPBU sudah menyediakan bahan bakar seperti Pertalite, Pertamax, maupun Shell Super. Kalau kamu tinggal di daerah yang belum punya banyak SPBU besar, pilihan mesin bensin bisa jadi lebih praktis.
Dari segi kenyamanan, mesin bensin memang lebih unggul. Suaranya lebih senyap dan getarannya lebih minim. Ini penting kalau kamu sering mengutamakan pengalaman berkendara yang tenang, terutama di kota.
Mesin diesel, terutama keluaran lama, umumnya menghasilkan suara yang lebih kasar. Meskipun teknologi terbaru sudah banyak meningkatkan kenyamanan, suara dan getaran mesin diesel masih belum sehalus mesin bensin saat diam maupun saat akselerasi. Jadi kalau kamu sensitif terhadap suara atau lebih sering bawa penumpang, mesin bensin bisa terasa lebih nyaman.
Mobil diesel umumnya memiliki nilai jual kembali yang lebih stabil, terutama untuk segmen SUV dan MPV. Ini karena banyak orang masih mencari unit diesel bekas untuk keperluan jarak jauh atau membawa muatan.
Sebagai contoh, harga Toyota Fortuner Diesel keluaran 2017 masih tergolong tinggi, dengan selisih yang cukup signifikan dibandingkan varian bensinnya di tahun yang sama. Tapi perlu diingat, mobil diesel dengan kondisi buruk justru bisa dijual lebih murah karena biaya perbaikannya tinggi. Jadi, faktor kondisi sangat menentukan.
Baca juga: Cara Ajukan Kredit Mobil Bekas Surabaya di Mocil.id
Kalau kamu sering pakai mobil untuk perjalanan jauh, bawa beban berat, atau tinggal di daerah pegunungan, mobil diesel bekas bisa jadi pilihan terbaik. Hemat bahan bakar, kuat, dan bisa awet dalam jangka panjang asalkan perawatannya dilakukan dengan benar.
Tapi kalau kebutuhan kamu lebih ke penggunaan harian dalam kota, lalu lintas padat, dan ingin suara mesin yang halus, mobil bensin lebih pas. Biaya servis lebih ringan dan cenderung lebih simpel secara teknis.
Teman Mocil, nggak ada jawaban mutlak antara diesel atau bensin. Semua tergantung kebutuhan, kebiasaan berkendara, dan kemampuan merawat mobil. Mobil diesel unggul dalam efisiensi dan daya tahan, tapi butuh perawatan lebih teliti. Sementara mobil bensin lebih nyaman dan ekonomis dari sisi servis harian.
Kalau kamu tertarik beli mobil bekas tapi masih bingung pilih yang mana, coba cek website kami, Mocil.id. Dapatkan banyak promo menarik, seperti voucher servis hingga 450RB, garansi transmisi, AC, dan mesin hingga 1 tahun, serta promo lainnya.