Teman Mocil, ingin tetap menikmati perjalanan ke dataran tinggi seperti Puncak atau Lembang tanpa khawatir mobil ngos-ngosan? Simak 5 tips penting berikut sampai habis!
Perjalanan ke daerah dataran tinggi memang menyuguhkan pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat tantangan tersendiri bagi kendaraan, terutama mobil yang tidak dirancang khusus untuk kondisi geografis ekstrem. Udara yang semakin menipis seiring bertambahnya ketinggian dapat memengaruhi performa mesin, konsumsi bahan bakar, serta suhu kerja mesin secara keseluruhan.
Fenomena ini bukan mitos, melainkan fakta teknis. Udara di ketinggian memiliki kadar oksigen lebih rendah, sehingga proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin tidak seefisien saat mobil berada di permukaan laut. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus agar mobil tetap nyaman dan aman digunakan di jalur menanjak dan berliku.
Berikut ini adalah 5 tips penting yang dapat diterapkan oleh pengemudi yang sering bepergian ke wilayah dataran tinggi.
Salah satu cara paling sederhana untuk membantu mesin bekerja lebih baik di ketinggian adalah dengan menggunakan bahan bakar yang memiliki nilai oktan lebih tinggi dari biasanya. Bahan bakar beroktan tinggi cenderung lebih tahan terhadap detonasi dini atau “ngelitik”, yang sering terjadi ketika tekanan dan suhu ruang bakar tidak ideal — kondisi yang umum terjadi saat mobil menanjak di daerah dingin dan tipis udara.
Mobil yang sehari-hari menggunakan RON 90 seperti Pertalite, sebaiknya beralih ke RON 92 (Pertamax) atau lebih tinggi saat akan digunakan di dataran tinggi. Hal ini dapat membantu mesin bekerja lebih stabil dan mengurangi risiko kehilangan tenaga secara tiba-tiba saat menanjak curam.
Filter udara memegang peranan penting dalam menjaga kualitas udara yang masuk ke ruang pembakaran. Di daerah dataran tinggi, udara yang tipis membuat kebutuhan akan udara bersih dan lancar semakin krusial. Filter udara yang kotor akan memperparah kondisi dengan menghambat aliran udara masuk, sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi tidak ideal. Akibatnya, mesin bisa terasa berat dan boros bahan bakar.
Sebelum melakukan perjalanan ke daerah pegunungan, sebaiknya pemilik kendaraan memeriksa kondisi filter udara dan membersihkannya bila perlu. Untuk kendaraan yang sudah lama tidak diservis, mengganti filter udara dengan yang baru merupakan tindakan yang sangat dianjurkan.
Baca juga: 7 Tips Merawat Pajero Sport Bekas Agar Awet
Mengendarai mobil di jalan menanjak membutuhkan strategi penggunaan transmisi yang benar. Bagi kendaraan bertransmisi manual, penggunaan gigi rendah (gigi 1 atau 2) sangat penting untuk menghasilkan torsi maksimum yang dibutuhkan saat menanjak. Begitu pula untuk mobil dengan transmisi otomatis, mode “L” (Low) atau fitur manual shift sebaiknya diaktifkan agar kendaraan tidak kehilangan momentum.
Kesalahan umum pengemudi adalah memaksakan mobil tetap di gigi tinggi, padahal jalan menanjak curam. Hal ini tidak hanya mengurangi tenaga, tetapi juga memperberat beban kerja mesin dan transmisi. Sebaliknya, dengan memanfaatkan gigi rendah, putaran mesin dapat tetap tinggi dan tenaga cukup untuk menaklukkan tanjakan tanpa harus terlalu menekan pedal gas secara ekstrem.
Perjalanan ke daerah ketinggian seperti Puncak atau Dieng sering kali identik dengan suhu udara yang dingin. Namun, suhu lingkungan yang rendah bukan jaminan mesin akan tetap dingin. Justru saat mobil bekerja keras di jalur menanjak dan berliku, sistem pendinginan (radiator, kipas, dan thermostat) harus bekerja ekstra untuk menjaga suhu mesin tetap stabil.
Pastikan cairan radiator (coolant) berada pada level yang cukup dan tidak tercampur kotoran. Cek juga apakah kipas radiator menyala dengan normal dan tidak tertunda. Radiator yang tersumbat atau thermostat yang rusak dapat menyebabkan mesin cepat overheat meskipun udara sekitar dingin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum perjalanan agar ada waktu cukup untuk memperbaiki bila ditemukan masalah.
Beban mobil yang terlalu berat adalah salah satu penyebab utama hilangnya performa saat berkendara di ketinggian. Mesin harus bekerja lebih keras untuk menarik beban tambahan, apalagi saat menanjak. Oleh karena itu, sebaiknya batasi jumlah penumpang dan barang bawaan, terutama jika mobil yang digunakan adalah LCGC atau city car dengan kapasitas mesin kecil.
Idealnya, sesuaikan beban dengan kemampuan mesin mobil. Jika harus membawa barang banyak, distribusikan secara merata agar tidak menambah tekanan di satu sisi kendaraan. Jangan lupa juga untuk mengecek tekanan angin ban sesuai anjuran pabrikan, karena tekanan ban yang kurang akan menambah beban kerja mesin dan mempercepat keausan ban.
Baca juga: Honda Brio Bekas: Tips Merawat Agar Tetap Awet
Menjaga performa mobil saat bepergian ke dataran tinggi memerlukan persiapan yang lebih dari sekadar mengisi penuh tangki bensin. Kombinasi antara perawatan berkala, pemilihan bahan bakar yang tepat, teknik berkendara yang sesuai, dan kesadaran akan kondisi mesin akan sangat membantu menjaga kendaraan tetap prima dalam kondisi jalan ekstrem.
Kondisi geografis Indonesia yang kaya akan daerah pegunungan menuntut pengemudi untuk lebih peduli terhadap kondisi kendaraan mereka. Jangan sampai niat menikmati liburan justru terganggu karena kendaraan mengalami masalah teknis di tengah tanjakan atau turunan terjal.
Sudahkah mobil teman Mocil siap untuk menjelajah ketinggian? Lakukan pemeriksaan ringan dan terapkan 5 tips di atas sebelum kamu kembali melintasi jalan favorit. Berkendara cerdas dimulai dari persiapan yang matang.