Teman Mocil, kalau kamu salah satu pengguna mobil matic yang dipakai setiap hari, penting banget untuk tahu perawatan mobil matic biar tetap awet dan nggak rewel di tengah jalan. Meski mobil matic terkenal praktis dan nyaman, tetap saja butuh perhatian khusus, terutama di bagian transmisinya. Yuk, Kenali langkah penting merawat mobil matic yang bisa kamu terapkan.

Mobil matic dirancang untuk memberikan kemudahan saat berkendara bagi pengemudi. Tidak perlu repot injak kopling atau pindah gigi manual, cukup geser tuas dan injak pedal gas. Meski praktis, sistem transmisi matic sebenarnya memiliki mekanisme yang lebih rumit dan sensitif dibandingkan manual. Artinya, kalau perawatannya asal-asalan, risiko kerusakan bisa lebih tinggi. Perlu diingat juga, biaya servis transmisi matic bisa jauh lebih mahal kalau sampai rusak.
Baca juga: Perawatan Mobil Matic Lama: Flush atau Ganti Oli Biasa?
Oli transmisi atau ATF (Automatic Transmission Fluid) adalah komponen penting yang sering diabaikan. Fungsi utamanya bukan cuma melumasi, tapi juga menjaga suhu dan mendukung perpindahan gigi yang halus.
Idealnya, oli transmisi diganti setiap 40.000 km atau 2 tahun sekali, tergantung jenis mobil dan kondisi pemakaian. Kalau mobil sering terjebak macet atau dipakai di medan berat, sebaiknya jadwal penggantian dipercepat.
Ciri-ciri oli transmisi mulai bermasalah antara lain:
Masih banyak yang salah kaprah soal penggunaan tuas transmisi matic. Misalnya, saat berhenti di lampu merah, sebagian orang memilih geser tuas ke “N” (Netral), sebagian lagi tetap di “D” sambil injak rem. Mana yang benar?
Sebenarnya, tidak masalah tetap di posisi “D” jika waktu berhenti cukup singkat (di bawah 1 menit). Saat berhenti cukup lama di lampu merah atau macet parah, sebaiknya geser tuas ke posisi “N” dan aktifkan rem tangan. Ini untuk mengurangi tekanan di sistem transmisi dan memperpanjang usia komponen kopling otomatis.
Kebiasaan menekan pedal gas dalam-dalam secara mendadak, terutama dari posisi diam, bisa bikin transmisi matic cepat aus. Apalagi kalau kamu sering melakukan ini di tanjakan atau saat ingin menyalip kendaraan lain.
Untuk menghasilkan perpindahan gigi yang halus, transmisi otomatis akan menyesuaikan torsi mesin secara bertahap. Jadi, usahakan untuk berakselerasi secara halus dan bertahap, agar perpindahan gigi berjalan normal dan komponen transmisi tidak bekerja terlalu keras.
Sering kali pengguna mobil matic merasa cukup hanya dengan ganti oli mesin. Meski terlihat simpel, transmisi matic memiliki bagian seperti filter, sensor, dan solenoid yang wajib dicek secara teratur. Servis berkala di bengkel resmi atau bengkel spesialis transmisi matic bisa membantu mendeteksi gejala awal kerusakan. Misalnya, kalau ada kebocoran oli, getaran berlebih, atau indikator check engine menyala hal-hal seperti ini jangan dianggap sepele.
Mobil matic sensitif terhadap suhu. Kalau terlalu panas, kinerja transmisi bisa terganggu. Makanya, sistem pendingin mesin dan oli transmisi harus selalu dalam kondisi baik.
Beberapa mobil matic bahkan dilengkapi dengan radiator tambahan khusus untuk oli transmisi. Kalau mobilmu termasuk yang punya fitur ini, pastikan pendinginnya bersih dan tidak tersumbat.
Kalau mobil matic kamu sering dipakai ke luar kota, lewat jalan tanjakan curam atau berbatu, sebaiknya kenali batas kemampuan mobil.
Bila perlu, manfaatkan mode “L” atau “2” di tuas transmisi (kalau tersedia). Mode ini membantu transmisi tetap di gigi rendah sehingga torsi lebih stabil. Langsung menginjak gas tanpa memberi waktu transmisi menyesuaikan justru bisa merusaknya.
Aki yang lemah bisa berdampak ke sistem kelistrikan, termasuk ECU (Electronic Control Unit) yang mengatur perpindahan gigi. Kalau ECU tidak mendapat suplai listrik yang stabil, perpindahan gigi bisa terganggu atau bahkan mobil tidak bisa berpindah ke posisi “P” atau “R”.
Periksa tegangan aki secara rutin, dan ganti jika dirasa sudah mulai lemah, terutama jika usia pemakaian sudah lebih dari 2 tahun.
Teman Mocil, mobil matic yang mulai bermasalah biasanya memberi “tanda” lebih dulu. Misalnya, muncul bau seperti oli terbakar dari bawah kap mesin, atau suara kasar saat perpindahan gigi.
Kalau kamu merasa mobil tidak lagi senyaman biasanya saat dipakai, sebaiknya segera bawa ke bengkel. Jangan tunggu sampai gejala makin parah dan biaya perbaikannya makin mahal.
Baca juga: 6 Cara Merawat Mobil Tanpa Garasi
Mobil matic memang nyaman dan cocok untuk dipakai harian, apalagi di kota-kota besar yang lalu lintasnya padat. Tapi, supaya mobil tetap awet dan tidak menyusahkan di kemudian hari, perawatan yang tepat harus jadi prioritas. Mulai dari ganti oli transmisi tepat waktu, cara berkendara yang halus, sampai servis berkala, semua itu akan membantu menjaga performa mobil matic kamu tetap prima.
Teman Mocil, jangan tunggu sampai mobil matic kamu mogok di jalan atau masuk bengkel dengan biaya servis jutaan rupiah. Yuk, rawat mobilmu sejak dini dan rasakan sendiri bedanya! Kalau kamu sedang cari mobil matic bekas yang kondisinya masih terawat, pastikan cek juga riwayat servis dan kondisi transmisinya, ya!